Al Wakt ka al syaif, in lam taqto’hu qoto’aka
“Waktu adalah pedang, jika engkau tidak memotongnya” - Peribahasa Arab
Salam Kolektif!
Pepatah yang menyatakan bahwa waktu adalah uang jelas salah. Karena uang sama sekali tidak sepadan dengan waktu.
Naval Ravikant pernah menyatakan bahwa kekayaan yang sesungguhnya adalah memiliki waktu yang tak terbatas.
Karenanya, mereka yang memiliki kebebasan dalam mengendalikan waktu, telah mengendalikan hidupnya sendiri.
Maka, jelas bahwa waktu tidak dapat dibeli, hukum lainnya tentang waktu adalah ia tidak dapat diulang.
Hanya ada satu kali fase dalam hidup kita di mana kita benar-benar kuat secara fisik dan mental, menjelang usia senja, semuanya menumpul bahkan sirna.
Pada tahapan inilah kita bisa mengatakan bahwa bersikap malas dan lalai adalah menghardik waktu.
Meski tentu saja ada kalanya kita butuh beristirahat.
Karena waktu tidak pernah berhenti, kita bisa menjadi tuan dari waktu atau sebaliknya, kita diperbudak, dan diseret oleh waktu.
Kemampuan kita menangani waktu, adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan yang serba cepat seperti sekarang.
Namun, waktu tidak bisa ditundukkan, karena itulah orang banyak terjebak dengan buku-buku manajemen waktu karena mengira kita akan bisa mengalahkannya.
Waktu hanya bisa ditunggangi, bukan dikalahkan.
Memulai dengan pemahaman tersebut, kita tidak akan pernah merasa dikejar waktu. Tidak ada namanya tidak bisa mengatur waktu.
Semua hal tersebut dimulai dengan menentukan prioritas, lalu membaginya dengan keadaan diri, lalu yang terakhir, jangan sampai malas.
Pertanyaannya bagaimana caranya menentukan prioritas, dan bagaimana melakukan pembagian porsi pekerjaan.
Saya menguraikannya dalam video di bawah ini.